Sambiloto atau Andrographis paniculata
Ness.
Familia : Acanthaceae
Sambiloto tumbuh liar di tempat
terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah kosong yang agak
lernbap, atau di pekarangan. Tumbuh di dataran rendah sampai
ketinggian 700 m dpl. Terna semusim, tinggi 50 - 90 cm, batang
disertai banyak cabang berbentuk segi empat (kwadrangularis) dengan
nodus yang membesar. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak
berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung
meruncing, tepi rata, permukaan atas hijau tua, bagian bawah hijau
muda, panjang 2 - 8 cm, lebar 1 - 3 cm.
Perbungaan rasemosa yang bercabang
membentuk malai, keluar dari. ujung batang atau ketiak daun. Bunga
berbibir berbentuk tabung;kecil- kecil, warnanya putih bernoda ungu.
Buah kapsul berbentuk jorong, panj ang sekitar 1,5 cm, lebar 0,5 cm,
pangkal dan ujung tajam, bila masak akan pecah mernbujur menjadi 4
keping-Biji gepeng, kecil-kecil, warnanya cokelat muda. Perbanyakan
dengan biji atau stek batang.
Nama Lokal Sambiloto :
Ki oray, ki peurat, takilo (Sunda).
bidara, sadilata, sambilata,; takila (Jawa). pepaitan (Sumatra).;
Chuan xin lian, yi jian xi, lan he lian (China), xuyen tam lien,;
cong cong (Vietnam). kirata, mahatitka (India/Pakistan).; Creat,
green chiretta, halviva, kariyat (Inggris).
Kandungan Kimia :
Daun dan percabangannya Sambiloto mengandung laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid (zat pahit), neoandrografolid, 14-deoksi-11-12-didehidroandrografolid, dan homoandrografolid. Juga terdapat flavonoid, alkane, keton, aldehid, mineral (kalium, kalsium, natrium), asam kersik, dan damar. Flavotioid diisolasi terbanyak dari akar, yaitu polimetoksiflavon, andrografin, pan.ikulin, mono-0- metilwithin, dan apigenin-7,4- dimetileter. Zat aktif andrografolid terbukti berkhasiat sebagai hepatoprotektbr (melindungi sel hati dari zat toksik).
Daun dan percabangannya Sambiloto mengandung laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid (zat pahit), neoandrografolid, 14-deoksi-11-12-didehidroandrografolid, dan homoandrografolid. Juga terdapat flavonoid, alkane, keton, aldehid, mineral (kalium, kalsium, natrium), asam kersik, dan damar. Flavotioid diisolasi terbanyak dari akar, yaitu polimetoksiflavon, andrografin, pan.ikulin, mono-0- metilwithin, dan apigenin-7,4- dimetileter. Zat aktif andrografolid terbukti berkhasiat sebagai hepatoprotektbr (melindungi sel hati dari zat toksik).
Asal tanaman sambiloto, nama latin dan
daerah hidupnya.
Sambiloto banyak di temukan di daratan
Asia. Selain Indonesia, sambiloto juga terdapat di India, Filipina,
Vietnam dan Malaysia. Tanaman yang bernama latin Andrographis
Paniculata Ness ini dapat hidup subur di daerah tropis dengan
ketinggian antara 1- 700 meter diatas permukaan laut.
Sambiloto merupakan tanaman semak yang
mempunyai banyak cabang yang berdaun dan tingginya bisa mencapai
kurang lebih 90 cm. Daun sambiloto kecil-kecil berwarna hijau tua dan
bunganya berwarna putih. Sambiloto juga dapat berkembang biak
sepanjang tahun, dengan biji maupun dengan cara stek batang.
Perbanyakan dengan stek batang juga relatif mudah dilakukan. Caranya,
pilihlah batang yang agak tua yang memiliki daun sekitar 10 helai.
Batang tersebut dipotong sepanjang kurang lebih 20 cm lalu
ditancapkan ke tanah di tempat teduh. Hanya dalam waktu sekitar satu
bulan, tanaman sambiloto sudah mulai di penuhi daun muda. Bagian yang
biasa digunakan untuk obat tradisional adalah daunnya yang rasanya
sangat pahit. Sebenarnya selain daunnya, batang, bunga dan bagian
akar juga bermanfaat obat.
Dari jaman dahulu kala hingga sekarang.
Relief daun sambiloto ada di Candi
Borobudur serta di Kitab Serat Rama dalam bahasa Jawa Kawi di sekitar
abad 18. Disebutkan sambiloto berkhasiat untuk mengobati prajurit
Hanoman yang terluka ketika perang melawan Rahwana.
Di Indonesia, banyak orang mengenal
sambiloto dari mbok jamu gendong, yang biasa disebut dengan nama jamu
paitan. Seringkali orang mengkonsumsi cairan paitan yang warnanya
kehitaman dari mbok jamu, dan kemudian pahitnya diusir dengan minum
beras kencur. Campuran ini biasa dikenal untuk mengusir masuk angin.
Selain membeli di jamu gendong, orang
juga bisa mengkonsumsi sambiloto dengan cara merebus daunnya. Daun
yang kering pun tidak kalah manfaatnya bahkan sekarang ada pula
sambiloto dalam bentuk teh celup. Bagi yang tidak tahan dengan
pahitnya, namun ingin mendapat khasiat istimewa sambiloto, dapat
mengkonsumsi sambiloto dalam bentuk kapsul.
Sejalan dengan trend “back to
nature”, kalangan asing pun sudah banyak yang melirik khasiat
sambiloto. Berbagai penelitian yang dilakukan baik di dalam maupun di
luar negeri, menemukan bahwa di balik rasa pahit sambiloto,
terkandung zat aktif androgapholid yang sangat bermanfaat untuk
pengobatan. India juga sudah lama mengenal tanaman obat ini, bahkan
sambiloto digunakan untuk memerangi epidemi flu di India pada tahun
1919 dan terbukti efektif sehingga sambiloto mendapat julukan the
“Indian Echinacea”.
Di Cina, sambiloto sudah di uji klinis
dan terbukti berkhasiat sebagai anti hepapatoksik (anti penyakit
hati). Di Jepang, sedang di jajaki kemungkinan untuk memakai
sambiloto sebagai obat HIV, dan di Skandinavia, sambiloto di gunakan
untuk mengatasi penyakit-penyakit infeksi.
Macam-macam khasiat sambiloto.
Secara turun-temurun, orang sudah
menggunakan rebusan daun sambiloto untuk mencegah masuk angin atau
influenza, menurunkan demam, sakit kuning, serta mengobati luka.
Untuk mengobati luka, biasanya orang menumbuk daun sambiloto kering,
dan menaburi luka atau korengnya dengan bubuk sambiloto. Selain itu
pahitnya sambiloto juga dipercaya manjur untuk meredakan kencing
manis.
Salah Satu Produk HPAI yang berbahan dasar Sambiloto ( Androghapis ) adalah Andrograpis Centella
Klik Produk Andrographis Centela untuk melihat Detail Produk.
Penggunaan Untuk Obat :
1. Tifoid
Daun sambiloto segar sebanyak 10 - 15
lembar direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah
dingin disaring, tambahkan madu secukupnya lalu diminum sekaligus.
Lakukan 3 kali sehari.
2. Disentri basiler, diare, radang
saluran napas, radang paru
Herba kering sebanyak 9 - 15 g direbus
dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring.
Air rebusannya diminum sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.
3. Disentri
Herba krokot segar (Portulaca oleracea)
sebanyak 500 g diuapkan selama 3 - 4 menit, lalu ditumbuk dan
diperas. Air perasan yang terkumpul ditambahkan bubuk kering
sambiloto sebanyak 10 gram sambil diaduk. Campuran tersebut lalu
diminum, sehari 3 kali masing-masing 1/3 bagian.
4. Influenza, sakit kepala, demam
Bubuk kering sambiloto sebanyak 1 g
diseduh dengan cangkir air panas. Setelah dingin diminum sekaligus,
Lakukan 3 - 4 kali sehari.
5. Demam
Daun sambiloto segar sebanyak 1 genggam
ditumbuk. Tambahkan 1/2 cangkir air bersih, saring lalu minum
sekaligus. Daun segar yang digiling halus juga bisa digunakan sebagai
tapal badan yang panas.
6. TB paru
Daun sambiloto kering digiling menjadi
bubuk. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk rata lalu dibuat pil
dengan diameter 0,5 cm. Pil ini Ialu diminum dengan air matang.
Sehari 2 - 3 kali, setiap kali minum 15 - 30 pil.
7. Batuk rejan (pertusis), darah tinggi
Daun sambiloto segar sebanyak 5 - 7
lembar diseduh dengan 1/2 cangkir air panas. Tambahkan madu
secukupnya sambil diaduk. Setelah dingin minum sekaligus. Lakukan
sehari 3 kali.
8. Radang paru, radang mulut,
tonsilitis
Bubuk kering herba sambiloto sebanyak 3
- 4,5 g diseduh dengan air panas. Setelah dingin tambahkan madu
secukupnya lalu diminum sekaligus.
9. Faringitis
Daun sambiloto segar sebanyak 9 g
dicuci lalu dibilas dengan air matang. Bahan tersebut lalu dikunyah
dan aimya ditelan.
10. Hidung berlendir (rinorea), infeksi
telinga tengah (OMA), sakit gigi
Herba sambiloto segar sebanyak 9 - 15 g
direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin
disaring, lalu diminum 2 kali sehari @ 1/2 gelas. Untuk OMA, herba
segar dicuci lalu digiling halus dan diperas. Airnya digunakan untuk
tetes telinga.
11. Kencing manis
Daun sambiloto segar sebanyak 1/2
genggam dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa
2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum sehabis makan, 3
kali sehari @ 3/4 gelas.
12. Kencing nanah
Sebanyak 3 tangkai sambiloto utuh
dicuci lalu direbus dengan 4 gelas minum air bersih sampai tersisa 2
1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum dengan madu
seperlunya, 3 kali sehari sebanyak 3/4 gelas.
13. Digigit ular berbisa
a. Daun sambiloto segar dicuci lalu
digiling halus bersama dengan tembakau.(rokok). Turapkan pada luka
lalu dibalut. Untuk minumnya, daun sambiloto segar sebanyak 9 -.15 g
direbus, minum sekaligus. Lakukan 3 kali sehari.
b. Herba sambiloto segar secukupnya
dikunyah beberapa lama, kemudian air ludahnya ditelan dan ampas
kunyahannya diletakkan pada luka Ialu dibalut.
14. Kudis
Daun sambiloto segar sebanyak 1 genggam
dan sedikit belerang ditumbuk bersama-sama sampai halus dan rata.
Balurkan pada tempat yang sakit. Untuk minumnya, 7 lembar daun
sambiloto dan 5 lembar daun sendok (Plantago mayor L.), semuanya
bahan segar, direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Minum
setelah dingin.
Salah Satu Produk HPAI yang berbahan dasar Sambiloto ( Androghapis ) adalah Andrograpis Centella
Secara tradisional digunakan untuk melindungi hati, meningkatkan sistem
kekebalan tubuh, menurunkan panas, menghilangkan rasa nyeri dan
antibiotik alami.
Klik Produk Andrographis Centela untuk melihat Detail Produk.
Labels:
Tips Sehat
Thanks for reading Manfaat Sambiloto atau andrographidis untuk Pengobatan. Please share...!
0 Comment for "Manfaat Sambiloto atau andrographidis untuk Pengobatan"